KIMIA ORGANIK
“ ALKANA ALKENA
ALKUNA”
Di
susun oleh :
MUTIARA ASIH 1114030
AKADEMI FARMASI
AL – ISHLAH CILEGON
2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Tentang
Alkana, Alkena, dan Alkuna, dengan baik meskipun banyak kendala yang menghambat
mengenai kemampuan pengetahuan penulis yang masih perlu dikembangkan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkankan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan dalam penulisan tugas ini. penulis berharap semoga dengan adanya
tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penulis, dan umumnya
bagi pembaca.
Cilegon, Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... I
Daftar Isi............................................................................................................................. Ii
Bab I ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
Bab II ................................................................................................................................. 3
2.1
Alkana ............................................................................................................... 3
2.1.1
Tata Nama Alkana........................................................................................... 4
2.1.2
Isomer Alkana................................................................................................. 5
2.1.3
Sifat-Sifat Alkana............................................................................................ 7
2.1.4
Manfaat Alkana............................................................................................... 8
2.2
Alkena................................................................................................................ 9
2.2.1
Tata Nama Alkena........................................................................................... 9
2.2.2
Isomer Alkena............................................................................................... 10
2.2.3
Sifat-Sifat Alkena.......................................................................................... 13
2.2.4
Manfaat Alkena............................................................................................. 16
2.3
Alkuna.............................................................................................................. 16
2.3.1
Tata Nama Alkuna......................................................................................... 17
2.3.2
Isomer Alkuna............................................................................................... 18
2.3.3
Sifat-Sifat Alkuna.......................................................................................... 19
2.3.4
Manfaat Alkuna............................................................................................. 20
Bab III ............................................................................................................................... 21
3.1
Kesimpulan...................................................................................................... 21
3.2
Saran................................................................................................................ 21
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa karbon
yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh
hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan
rantai tersebut. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling
sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon,
misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa
karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa
siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya
terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya,
senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak
jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang
rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan
alkana.
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang
rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki
rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
c. Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang
rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping.
Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa
alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
d. Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6
atom C yang membentuk rantai benzena.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas:
a.
Apa pergertian dari Alkana, Alkena
dan Akuna?
b.
Bagaimana rumus umum dari Alkana,
Alkena dan Akuna?
c.
Bagaimana tata nama dari Alkana,
Alkena dan Akuna?
d.
Apa saja sifat-sifat dari Alkana,
Alkena dan Akuna?
e.
Apa saja kegunaan dari Alkana,
Alkena dan Akuna?
1.3
Tujuan Penulisan
Dari
rumusan masalah yang dibahas di makalah ini maka penulisan makalah ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
a.
Memberikan pengetahuan tentang
senyawa hidrokarbon.
b.
Memberi pengertian dari Alkana,
Alkena dan Akuna.
c.
Memaparkan rumus umum dan cara tata
nama yang benar dari Alkana, Alkena dan
Akuna.
d.
Memberikan pengetahuan tentang
sifat-sifat beserta kegunaan dari Alkana, Alkena dan Akuna dalam kedupan
sehari-hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ALKANA
Alkana merupakan
senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan
semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Senyawa alkana merupakan
rantai karbon yang paling sederhana.. Senyawa paling sederhana dari alkana
yaitu metana. Metana hanya memiliki satu atom karbon yang mengikat empat atom
H. Senyawa alkana mempunyai rumus :
CnH2n
+ 2
Deret homogon
dari rumus struktur, rumus molekul, dan tata nama senyawa alkana
Jumlah Karbon
|
Rumus Molekul
|
Rumus Bangun
|
Tata Nama
|
1
|
CH4
|
CH4
|
Metana
|
2
|
C2H6
|
CH3 – CH3
|
Etana
|
3
|
C3H8
|
CH3 – CH2 – CH3
|
Propana
|
4
|
C4H10
|
CH3 – (CH2)2 – CH3
|
Butana
|
5
|
C5H12
|
CH3 – (CH2)3 – CH3
|
Pentana
|
6
|
C6H14
|
CH3 – (CH2)4 – CH3
|
Heksana
|
7
|
C7H16
|
CH3 – (CH2)5 – CH3
|
Heptana
|
8
|
C8H18
|
CH3 – (CH2)6 – CH3
|
Oktana
|
9
|
C9H20
|
CH3 – (CH2)7 – CH3
|
Nonana
|
10
|
C10H22
|
CH3 – (CH2)8 – CH3
|
Dekana
|
2.1.1TATA NAMA ALKANA
Dalam
pemberian nama alkana ini akan sangat sulit jika hanya menggunakan tata nama
alkana biasa (metana s.d. dekana, untuk C1 –C10). Hal ini disebabkan adanya
isomer-isomer dalam alkana, sehingga perlu adanya nama-nama khusus. Misalnya,
awalan normal digunakan untuk rantai lurus, sedangkan awalan iso untuk isomer
yang mempunyai satu cabang CH3 yang terikat pada atom karbon nomor dua. Padahal
sangat sulit bagi kita untuk memberikan nama pada rantai karbon yang mempunyai
banyak sekali isomer. Oleh karena itu, perhimpunan kimiawan internasional pada
pertemuan di Jenewa pada tahun 1892 telah merumuskan aturan penamaan senyawa
kimia. Tata nama yang mereka rumuskan itu terkenal dengan tata nama IUPAC (International
Unionof Pure and Applied Chemistry).
Senyawa-senyawa alkana diberi nama berakhiran –ana.
Misalnya, jika atom C-nya ada lima atau C5, namanya pentana; jika C6,
namanya heksana dan seterusnya. Senyawa alkana yang mempunyai rantai karbon
lurus namanya diberi awalan normal dan disingkat dengan n.
CH3
– CH2 – CH2 – CH3
|
n-butana
|
CH3
– CH2 – CH2 – CH2 – CH3
|
n-pentana
|
CH3
– CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
|
n-heksana
|
Senyawa alkana yang mempunyai rantai karbon
bercabang terdiri dari rantai utama dan rantai cabang. Rantai utama adalah
rantai hidrokarbon yang terpanjang diberi nomor secara berurutan dimulai dari
ujung yang terdekat dengan cabang.
·
Jika
terdapat beberapa pilihan rantai utama maka pilihlah rantai utama yang paling banyak
cabangnya.
- Jika ada dua cabang yang berbeda terikat pada atom C dengan jarak yang sama dari ujung maka penomoran dimulai dari atom C yang lebih dekat ke cabang yang lebih panjang.
2.1.2 ISOMER ALKANA
Isomer adalah
senyawa kimia yang memiliki rumus molekul yang sama – yang berarti bahwa mereka
terdiri dari jumlah yang sama dari jenis atom yang sama – tetapi memiliki
struktur atau pengaturan yang berbeda dalam ruang. Senyawa alkana paling rendah yang dapat
memiliki isomer yaitu butana (C4H10).
(1). n-butana
H3C – CH2 – CH2
– CH3
(2). 2-metil-propana
isomer yang mungkin dari heksana, C6H14.
(1). n-heksana
H3C – CH2 – CH2
– CH2 – CH2 – CH3
(2). 2-metil-pentana
(3). 3-metil-pentana
(4). 2,2-dimetil-butana
(5). 2,3-dimetil-butana
isomer yang mungkin dari pentana, C5H12
(1). n–pentana
H3C – CH2 – CH2
– CH2 – CH3
(2). isopentana atau 2–metilbutana
(3). neopentana atau 2,2–dimetilpropana
2.1.3
SIFAT SIFAT ALKANA
1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa
nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur
dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih
kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar,
seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau
benzena).
2) Alkana mudah larut dalam pelarut
organik.
Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr
ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh semakin tinggi. Alkana
rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai
bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin
rendah.
3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat
alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10
berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36)
berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan
seterusnya berwujud padat. Alkana lebih ringan dari air.
1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif,
cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena
kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin:
parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali").
2) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat
eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana berlangsung sempurna dan
tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO2 sedang
pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. [1] Itulah sebabnya alkana
digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana
menghasilkan energi sebesar 50.000 joule.
Reaksi pembakaran sempurna :
CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g)
+ 2 H2O(g) + Energi
Reaksi pembakaran tak sempurna:
2 CH4(g) + 3 O2(g) → 2
CO(g) + 4 H2O(g) + Energi
3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur
halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka
atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom
halogen.
CH4
+ Cl2 → CH3Cl (metilklorida (klorometana)) + HCl
CH3Cl
+ Cl2 → CH2Cl2 (diklorometana) + HCl
CH2Cl2
+ Cl2→ CHCl3 (kloroform (triklorometana)) + HCl
CHCl3
+ Cl2 → CCl4 (karbon tetraklorida) + HCl
4)Senyawa alkana rantai panjang dapat
mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan atom/gugus
atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. Contoh pada reaksi
eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.
800
- 900 oC
|
||||
CH3
- CH2 - CH3
|
→
|
CH3
- CH = CH2 + H2
|
||
Propana
|
Propena
|
|||
800 - 900 oC
|
||||
CH3
- CH2 - CH3
|
→
|
CH2
= CH2
|
+
|
CH4
|
Propana
|
Etena
|
Metana
|
2.1.4
MANFAAT ALKANA
Secara umum, alkana berguna
sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia.Metana; berguna
sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatan zat kimia seperti
H2 dan NH3.Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai
refrigerant dalam sistem pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.Propana;
merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku senyawa
organik.Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet
sintesis.Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu
bensin.
2.2PENGERTIANALKENA
Alkena merupakan salah satu senyawa hidrokarbon alifatik yang bersifat tidak jenuh, tetapi cukup bersifat reaktif. Istilah yang digunakan adalah tidak jenuh, yang menandakan bahwa alkena mengandung atom hidrogen yang kurang dari jumlah semestinya, jika dihubungkan dengan jumlah atom karbonnya.
Gugus fungsi alkena yang utama adalah adanya ikatan rangkap dua antar karbon (C=C). Gugus fungsi ini sangat mempengaruhi reaksi pada golongan alkena. Secara umum, reaksi yang dapat terjadi pada alkena dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu reaksi pada ikatan rangkap dan reaksi di luar ikatan rangkap. Reaksi alkena yang terjadi pada ikatan rangkap dinamakan reaksi adisi, sedangkan di luar katan rangkap dinamakan reaksi substitusi.
Alkena merupakan salah satu senyawa hidrokarbon alifatik yang bersifat tidak jenuh, tetapi cukup bersifat reaktif. Istilah yang digunakan adalah tidak jenuh, yang menandakan bahwa alkena mengandung atom hidrogen yang kurang dari jumlah semestinya, jika dihubungkan dengan jumlah atom karbonnya.
Gugus fungsi alkena yang utama adalah adanya ikatan rangkap dua antar karbon (C=C). Gugus fungsi ini sangat mempengaruhi reaksi pada golongan alkena. Secara umum, reaksi yang dapat terjadi pada alkena dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu reaksi pada ikatan rangkap dan reaksi di luar ikatan rangkap. Reaksi alkena yang terjadi pada ikatan rangkap dinamakan reaksi adisi, sedangkan di luar katan rangkap dinamakan reaksi substitusi.
Rumus umum dari senyawa alkena adalah CnH2n
Jumlah C
|
Rumus Bangun
|
Rumus Molekul
|
Nama Kimia
|
2
|
H2C = CH2
|
C2H4
|
Etena
|
3
|
H2C = CH – CH3
|
C3H6
|
Propena
|
4
|
H2C = CH – CH2 – CH3
|
C4H8
|
1-butena
|
5
|
H2C = CH – (CH2)2 – CH3
|
C5H10
|
1-pentena
|
6
|
H2C = CH – (CH2)3 – CH3
|
C6H12
|
1-heksena
|
7
|
H2C = CH – (CH2)4 – CH3
|
C7H14
|
1-heptena
|
8
|
H2C = CH – (CH2)5 – CH3
|
C8H16
|
1-oktena
|
9
|
H2C = CH – (CH2)6
– CH3
|
C9H18
|
1-nonena
|
10
|
H2C = CH – (CH2)7
– CH3
|
C10H20
|
1-dekena
|
2.2.1 TATA NAMA SENYAWA ALKENA
Sama seperti alkana, tata nama
senyawa alkena juga punya ciri khas. Jika di senyawa alkana
berakhiran -ana maka pada senyawa alkena tinggal mengganti akhiran tersebut
dengan akhiran -ena. Misalnya pada Alakan C4H10 dinamakan
Butana maka C4H8 dinamakan Butena.
Hanya berbeda pada akhirannya saja.
Alkena paling rendah yang memiliki
isomer yaitu butena (C4H8). Alkena memiliki dua jenis
isomer sebagai berikut.
1) Isomer posisi
Isomer posisi adalah senyawa-senyawa
dengan rumus molekul sama, namun memiliki penataan atom yang berbeda. Alkana
hanya memiliki satu jenis isomer posisi, namun alkena memiliki dua jenis
perubahan penataan atom, yaitu:
a) isomer posisi di mana perubahan
posisi dialami oleh ikatan rangkap,
b) isomer posisi di mana perubahan
posisi dialami oleh rantai cabang.
isomer
posisi yang mungkin dimiliki oleh C4H8 butena
(1). 1-butena
H2C = CH – CH2 –
CH3
(2). 2-butena
H3C – CH = CH – CH3
(3). 2-metil-propena
isomer posisi yang mungkin dimiliki
oleh C5H10, butena
(1). 1-pentena
H2C = CH – CH2 –
CH2 – CH3
(2). 2-pentena
H3C – CH = CH – CH2
– CH3
(3). 2-metil-1-butena
(4). 3-metil-1-butena
(5).
2-metil-2-butena
(6). 3-metil-2-butena
2) Isomer geometri
Isomer geometri adalah
isomer yang menjadikan ikatan rangkap sebagai sumbu atau keisomeran yang
terjadi karena perbedaan orientasi gugus-gugus di sekitar C ikatan rangkap.
Syarat terjadinya isomer geometri adalah apabila masing-masing atom karbon yang
berikatan rangkap mengikat 2 atom atau 2 gugus yang berbeda, sehingga jika atom
atau gugus yang diikat tersebut bertukar tempat, maka strukturnya akan menjadi
berbeda.
Contoh Isomer geometri :
a) Isomer geometri dari 2-pentena → H3C
– CH = CH – CH2 – CH3
(1) Cis–2–pentena
(2) Trans–2–pentena
b) Isomer geometri dari 2-kloro-2-butena
(1) Cis–2-kloro–2-butena
(2) Trans–2-kloro–2-butena
c. 2–butena mempunyai dua isomer
geometri, yaitu :
(1) Cis–2–butena
(2) Trans–2–butena
2.2.3 SIFAT SENYAWA ALKENA
a. Sifat Fisik Alkena
1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
2) Titik leleh dan titik didih alkena
hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin bertambah jumlah atom C, harga Mr
makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
b. Sifat Kimia Alkena
b. Sifat Kimia Alkena
Alkena jauh lebih reaktif daripada
alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan
rangkap tersebut.
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut.
a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom lain.
Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah :
(1) Gas hidrogen (H2)
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. [2]
a) CH2 = CH2 (etena) + H2 → CH3 – CH3 (etana)
b) CH2 = CH – CH3 (propena) + H2 → CH3 – CH2 – CH3 (propana)
(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk. [2]
a)
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut.
a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom lain.
Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah :
(1) Gas hidrogen (H2)
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. [2]
a) CH2 = CH2 (etena) + H2 → CH3 – CH3 (etana)
b) CH2 = CH – CH3 (propena) + H2 → CH3 – CH2 – CH3 (propana)
(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk. [2]
a)
b)
(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida akan terikat
pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.
Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada atom C yang paling panjang. [2]
a)
b.
Pada
gambar di atas ikatan rangkap membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga
simetris.
Pada gambar di atas ikatan rangkap tidak
membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga tidak simetris.
Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya 1 atom H. Sedangkan Br terikat pada atomC2.
Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya 1 atom H. Sedangkan Br terikat pada atomC2.
b)
Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)
1) Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.
C2H4 + 3 O2 → 2 CO2 + 2 H2O
1) Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.
C2H4 + 3 O2 → 2 CO2 + 2 H2O
2) Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.
C2H4 + 2 O2 → 2 CO + 2 H2O
c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar (polimer).
Contoh :
Polimerisasi etena menjadi polietena
n CH2 = CH2 → – CH2 – CH2– → [– CH2 – CH2 –]n
2.2.4 MANFAAT ALKENA
- Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).
- Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan polimer, yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.
2.3 PENGERTIAN ALKUNA
Alkuna adalah suatu
golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi berupa ikatan ganda
tiga karbon-karbon (-C≡C-). Seperti halnya ikatan rangkap dalam alkena, ikatan
ganda tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh. Ketidakjenuhan ikatan
ganda tiga karbon-karbon lebih besar daripada ikatan rangkap. Oleh karena itu
kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang dapat bereaksi dengan alkena
juga lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan golongan alkuna memiliki peranan
khusus dalam sintesis senyawa organik.
rumus umum alkuna adalah:
CnH2n
– 2
Deret homogon dari rumus struktur, rumus
molekul, dan tata nama senyawa alkuna
Jumlah C
|
Rumus Bangun
|
Rumus Molekul
|
Nama Kimia
|
2
|
HC ≡ CH
|
C2H2
|
Etuna
|
3
|
HC ≡ C – CH3
|
C3H4
|
Propuna
|
4
|
HC ≡ C – CH2 – CH3
|
C4H6
|
1-butuna
|
5
|
HC ≡ C – (CH2)2 – CH3
|
C5H8
|
1-pentuna
|
6
|
HC ≡ C – (CH2)3 – CH3
|
C6H10
|
1-heksuna
|
7
|
HC ≡ C – (CH2)4 – CH3
|
C7H12
|
1-heptuna
|
8
|
HC ≡ C – (CH2)5 – CH3
|
C8H14
|
1-oktuna
|
9
|
HC ≡ C – (CH2)6 – CH3
|
C9H16
|
1-nonuna
|
10
|
HC ≡ C – (CH2)7 – CH3
|
C10H18
|
1-dekana
|
2.3.1 TATA NAMA ALKUNA
1) Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkana, hanya
akhiran “ana” diganti dengan “una”.
Contoh:
C3H4: propuna
C5H8: pentuna
C4H6: butuna
2) Alkuna rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai
induk, sehingga atom C yang berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil.
Contoh:
c) Penamaan, dengan urutan:
• nomor C yang mengikat cabang
• nama cabang
• nomor C yang berikatan rangkap tiga
• nama rantai induk (alkuna)
Contoh:
3–metil–1–butuna
(bukan 2–metil–3–butuna)
4–metil–2–heksana
(bukan 3–metil–4–heksana)
2.3.2 ISOMER ALKUNA
Sebagaimana alkana, alkuna
juga hanya memiliki isomer posisi. Alkuna tidak memiliki isomer geometri.
Mengapa? Sebab alkuna paling rendah yang memiliki isomer yaitu butuna, C4H6.
Akibat pengaruh ikatan rangkap, isomer posisi alkuna mengalami dua jenis
pergeseran penataan atom, yaitu:
- Isomer posisi di mana perubahan posisi dialami oleh ikatan rangkap,
- Isomer posisi di mana perubahan posisi dialami oleh rantai cabang.
isomer yang mungkin dari C4H6.
(1) 1–butuna
HC ≡ C – CH2
– CH3
(2) 2–butuna
H3C – C ≡ C
– CH3
isomer yang mungkin dari C5H8
(1) 1–pentuna
HC ≡ C – CH2
– CH2 – CH3
(2) 2–pentuna
H3C – C ≡ C
– CH2 – CH3
(3) 3–metil 1–butuna
2.3.3 SIFAT-SIFAT ALKUNA
1) Sifat Fisik
Sifat fisis alkuna sama dengan sifat fisis alkana maupun
alkena.
2) Sifat Kimia (Reaksi Alkuna)
Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya
berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna
membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk
jumlah ikatan rangkap yang sama.
Contoh:
Reaksi penjenuhan etena oleh gas hydrogen
Bandingkan dengan reaksi penjenuhan etuna dengan gas
hidrogen!
Etuna (asetilena) yang
sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang
direaksikan dengan air:
CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2
Gas karbit jika dibakar akan
menghasilkan suhu yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk mengelas dan
memotong logam. Gas karbit sering pun digunakan untuk mempercepat pematangan
buah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri
dari senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon
(C).
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa
karbon terbagi dalam 3 golongan besar, yaitu: Senyawa alifatik dan senyawa siklik
serta senyawa aromatik.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang
rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan
jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang
rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan
alkana.
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang
rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki
rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai
C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping.
Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa
alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6
atom C yang membentuk rantai benzena.
3.2 SARAN
Sebaiknya penggunaan senyawa harus
digunakan sebaik-baiknya, karena setiap senyawa itu mempunyai manfaat dan
bahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, Budi, Mahardiani. Ani. 2009. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
CV.HaKa MJ
Purba Michael. 2004. Kimia untuk SMA. Jakarta: Erlangga.